Salam sejahtera dan dirgahayu 30 tahun MB Listya
Dwijaswara,
Tiga puluh tahun yang lalu, sebagai ketua OSIS, saya bersyukur bahwa
hampir setiap sore saya melihat seluruh lapangan dan halaman yang ada
didalam sekolah selalu ramai oleh kegiatan ekskul seperti olahraga
basket, volley, latihan pramuka, palang merah remaja, vocal group dan
pasukan khusus, bahkan minggupun mereka berlatih. Tidak ada batasan SMA
dan SMP, IPA atau IPS, SMA 1 atau 2, semua berbaur dengan sukacita
untukberlatih, bertanding atau sekedar nonton. Guru-guru dan suster juga
rajin datang sore hari tanpa diminta untuk memberi support dan
mengawasi anak didiknya.
Saya pikir waktu itu koq masih ada yang kurang, karena kita belum punya
grup band sekolah. Lalu saya berdiskusi dengan beberapa pengurus OSIS
waktu itu dan dengan bapak Endo Subroto, guru fisika yang akrab dengan
anak-anak untuk mengusulkan agar sekolah punya peralatan band, supaya
anak-anak yang berhoby main musik bisa tersalurkan dan kita punya band
sendiri yang bisa dibanggakan kalau ada acara sekolah.
Oleh beberapa teman pengurus OSIS dan suster, kemudian saya
diperkenalkan kepada alm bapak Sugiarto yang akrab dipanggil Om Akiam.
Alm.pak Sugiarto adalah salah satu anggota BP3 yang paling caring dengan
perbaikan kualitas dan fasilitas sarana pendidikan. Dari hasil diskusi
dengan Om Akiam , pak Endo Subroto dan Yeyen (Yenawati Tanuraharja),
akhirnya dibahas, kenapa tidak bikin drumband saja sekalian. Pak Endo
kemudian menyodorkan beberapa arsip foto lama tahun 1960an yang
berisikan gambar hitam putih drumband Santa Maria Cirebon generasi
pertama yang umurnya cuma beberapa tahun. Saya tertarik dengan ide
drumband ini dan saya berpikir waktu itu, kalau Santa Maria punya
drumband lagi, alangkah serunya.
Saya lalu membuat rencana kerja dan mengumpulkan semua teman-teman yang saya anggap mumpuni dan punya mental nekad untuk mensupport berdirinya drumband Santa Maria yang baru. Saya ingat nilai ulangan umum kita waktu itu sampai jeblok, gara-gara hampir tiap hari rapat. Akhirnya bulan April 1982, saya menyanggupi untuk merintis dan membentuk drumband Santa Maria baru, asalkan dananya tersedia. Urusan yang lain bisa dihandle, kecuali dana, sebab bikin drumband biayanya luar biasa gede. Rupanya Tuhan bermurah hati dan gayung bersambut, pihak sekolah dan BP3 mensupport ide tersebut, dan mulailah saya survey ke jakarta dan yogyakarta bersama dengan om Akiam yang sangat saya appreciate karena benar-benar menemani kita mencari supplier drumband di jakarta dan Yogya. Saya pergi didampingi beberapa teman seangkatan, tapi yang saya inget, kakaknya Yeyen di jakarta membantu memberikan tumpangan menginap buat kita, juga transport buat mencari-cari pabrik drumband, belira, cymbal, trumpet dan pianica yang musti dikumpulkan dari beberapa supplier. Aktivitas berikutnya berlangsung dengan cepat dan luar biasa. Pendaftaran untuk jadi anggota drumbandpun dibuka khusus untuk SMA St.Maria 1 sebagai tahap awal. Ternyata yang daftar membludak sampai 100 orang lebih, terutama dari angkatan tahun 1983 dan 1984.
Pak Endo dan pak Djaffar (guru Bahasa Indonesia) membantu mencarikan nama yang tepat, dan ketemu satu nama yang indah Listya Dwijaswara (LD) artinya gabungan harmoni suara yang indah dari guru dan murid. Urusan cari pelatih waktu itu saya lupa siapa yang membantu, tapi kita berhasil menemukan 2 pelatih drumband polisi yang galaknya bukan main. Urusan seragam, waktu itu dipilihlah MG tailor yang beken untuk bikin > 100 seragam drumband dari anak-anak yang beragam ukuran dan tingginya. Entah kenapa waktu itu dipilih model seragam seperti pengawal ratu Inggris, lengkap dengan topinya dan wanitanya dibuatkan rok yang kira-kira 10cm di atas lutut, alias rok mini. Waktu berlatih juga menjadi masalah, karena kita berlatih sepulang sekolah, berisiknya minta ampun, sampai dimusuhi suster-suster yang jam tidur siangnya menjadi berkurang sejak ada drumband.
Singkat cerita, pentas perdana Drumband LD untuk kirab tanggal 17 Agustus 1982 berjalan dengan sukses dan menggemparkan kota cirebon. Apalagi kita disuruh kirab keliling kota cirebon, tanpa menyadari bahwa sebagian penonton drum band kita, sebetulnya bukan terpesona oleh merdunya suara snare drum, tapi mungkin sangat antusias karena pemain drumband wanitanya pakai rok mini dan kita punya 3 mayorete yang cantik –cantik. Jangan tanya soal aransemen dan harmonisasi lagu. Karena kita berbaris empat-empat dan jumlah pemainnya lebih dari seratus, sehingga pemain di baris pertama sudah tidak mendengar lagi apakah pemain yang paling belakang sudah ikutan main atau masih bengong-bengong. jangan heran kalau kita sampai punya 3 mayorete buat mengarahkan para pemain drumband amatiran yang semuanya pengen main asal kenceng dan kalau disuruh main sambil baris atau kirab, sudah nggak karuan lagi lagunya, karena yang didepan sudah main lagu sampai refrein, yang belakang baru mulai tiup dari awal, semuanya dikendalikan oleh euphoria senang punya mainan baru, yang paling kasihan mungkin barisan peniup flute dan pianica yang suaranya sayup-sayup hilang meskipun sudah ditiup sampai muncrat kemana-mana.
Sebetulnya masih banyak cerita yang lucu dan mengharukan, seperti cerita mengenai supporter Drumband kita, yaitu teman-teman yang tidak ikutan main drumband, atau orang tua yang menjadi pengiring setia yang mengawal naik motor, jalan kaki dan menjaga tangan-tangan jahil atau suitan orang iseng atas anggota drum band kita yang roknya suka melambai-melambai. Semua teman-teman selalu setia kasih minum, saputangan, tissue, bahkan gorengan sekalipun, kalau kita lagi kirab atau apel upacara di kejaksan. Waktu itu belum ada saingan, jadi tampil jelekpun dianggap bagus. Demikianlah gambaran sejarah terbentuknya drumband LD 30 tahun yang lalu, yang didirikan dengan semangat gotong royong, kekeluargaan dan mendapatkan support yang begitu besar dari seluruh murid, guru, orang tua murid dan masyarakat kota Cirebon. Kita semua bangga bahwa kita pernah menjadi bagian dari organisasi drumband Santa Maria dan bantuan sekecil apapun dari semua pihak sangatlah berarti untuk keberhasilan pembentukan drumband ini.
Sejak saat itu, setelah saya lulus SMA saya masih suka rajin nonton marching band kita latihan kalau saya pulang cirebon. Sekarang tanpa terasa 30 tahun sudah berlalu, saya masih mencintai Drumband LD yang bentuknya sudah berganti menjadi Marching Band. Saya bersyukur bahwa sampai hari ini MB LD masih berkiprah dan masih mengikuti berbagai kejuaraan. Saya masih setia nonton mereka kalau ikut GPMB disenayan atau event lainnya. Saya pernah mengajak mereka main di event corporate Andersen dilapangan pertamina jakarta, main di acara reuni akbar Santa Maria dan banyak lagi.
Rekan-rekan almamater Santa Maria Cirebon dan alumni band player MB LD, saya mengucapkan selamat merayakan hari ulang tahun yang ke 30. Saya mengharapkan Marching band kita masih tetap berjaya dan lestari untuk waktu yang lama. Saya menghimbau rekan-rekan alumni yang sudah sukses untuk bersedia berbagi dan menyiapkan dana abadi, support dan bantuan lainnya, agar ketersediaan peralatan baru, pelatih , seragam dan biaya-biaya untuk berkompetisi tidak akan menjadi hambatan bagi adik-adik kita untuk terus memperjuangkan semangat marching band Listya Dwijaswara. Saya mau angkat topi untuk semua adik-adik kita yang sampai hari masih menyumbangkan waktu dan tenaganya untuk melatih Marching bandi di santa maria. Saya berkeyakinan bahwa pengorbanan dan jerih payah kalian dalam mendidik anak-anak muda yang berbakat dalam bermain music akan memberikan bekal yang baik, disiplin yang baik dan mental kerja sama yang baik, untuk dapat diaplikasikan dalam kehidupan karier mereka selepas sekolah.
Saya mau mengucapkan selamat secara khusus untuk sdr. Herry Subrata yang sudah mentransform LD menjadi marching band yang berkelas dan penuh dinamika, sudah sangat jauh lebih berkelas dari pertama kali berdiri. Saya pernah mengantar Herry Subrata tahun 1985 waktu dia terpilih dan berlatih mengikuti Drum Corps Indonesia yang dilatih Elfa Seciora dan Tamam Husein. Saya waktu itu bersyukur bahwa Marching Band LD Santa Maria pasti akan jauh lebih bernuansa kalau satu hari Herry Subrata bersedia melatih MB kita. Impian saya dikabulkan dan kita semua yang dulu pernah merasakan main drumband pertama kali akan takjub dan bangga, bahwa koq bisa ya, anak Cirebon main drumband sehebat seperti sekarang. Kita memang jangan pernah berpuas diri, terus berlatih kalau pergi sampai ikut kompetisi di negeri seberang. Good Luck dan selamat bertanding di kompetisi selanjutnya.
Jongki D. Widjaja
Mantan ketua OSIS
SMA Santa Maria 1 Cirebon 1981-1982
pendiri marching band Listya Dwijaswara.
Saya lalu membuat rencana kerja dan mengumpulkan semua teman-teman yang saya anggap mumpuni dan punya mental nekad untuk mensupport berdirinya drumband Santa Maria yang baru. Saya ingat nilai ulangan umum kita waktu itu sampai jeblok, gara-gara hampir tiap hari rapat. Akhirnya bulan April 1982, saya menyanggupi untuk merintis dan membentuk drumband Santa Maria baru, asalkan dananya tersedia. Urusan yang lain bisa dihandle, kecuali dana, sebab bikin drumband biayanya luar biasa gede. Rupanya Tuhan bermurah hati dan gayung bersambut, pihak sekolah dan BP3 mensupport ide tersebut, dan mulailah saya survey ke jakarta dan yogyakarta bersama dengan om Akiam yang sangat saya appreciate karena benar-benar menemani kita mencari supplier drumband di jakarta dan Yogya. Saya pergi didampingi beberapa teman seangkatan, tapi yang saya inget, kakaknya Yeyen di jakarta membantu memberikan tumpangan menginap buat kita, juga transport buat mencari-cari pabrik drumband, belira, cymbal, trumpet dan pianica yang musti dikumpulkan dari beberapa supplier. Aktivitas berikutnya berlangsung dengan cepat dan luar biasa. Pendaftaran untuk jadi anggota drumbandpun dibuka khusus untuk SMA St.Maria 1 sebagai tahap awal. Ternyata yang daftar membludak sampai 100 orang lebih, terutama dari angkatan tahun 1983 dan 1984.
Pak Endo dan pak Djaffar (guru Bahasa Indonesia) membantu mencarikan nama yang tepat, dan ketemu satu nama yang indah Listya Dwijaswara (LD) artinya gabungan harmoni suara yang indah dari guru dan murid. Urusan cari pelatih waktu itu saya lupa siapa yang membantu, tapi kita berhasil menemukan 2 pelatih drumband polisi yang galaknya bukan main. Urusan seragam, waktu itu dipilihlah MG tailor yang beken untuk bikin > 100 seragam drumband dari anak-anak yang beragam ukuran dan tingginya. Entah kenapa waktu itu dipilih model seragam seperti pengawal ratu Inggris, lengkap dengan topinya dan wanitanya dibuatkan rok yang kira-kira 10cm di atas lutut, alias rok mini. Waktu berlatih juga menjadi masalah, karena kita berlatih sepulang sekolah, berisiknya minta ampun, sampai dimusuhi suster-suster yang jam tidur siangnya menjadi berkurang sejak ada drumband.
Singkat cerita, pentas perdana Drumband LD untuk kirab tanggal 17 Agustus 1982 berjalan dengan sukses dan menggemparkan kota cirebon. Apalagi kita disuruh kirab keliling kota cirebon, tanpa menyadari bahwa sebagian penonton drum band kita, sebetulnya bukan terpesona oleh merdunya suara snare drum, tapi mungkin sangat antusias karena pemain drumband wanitanya pakai rok mini dan kita punya 3 mayorete yang cantik –cantik. Jangan tanya soal aransemen dan harmonisasi lagu. Karena kita berbaris empat-empat dan jumlah pemainnya lebih dari seratus, sehingga pemain di baris pertama sudah tidak mendengar lagi apakah pemain yang paling belakang sudah ikutan main atau masih bengong-bengong. jangan heran kalau kita sampai punya 3 mayorete buat mengarahkan para pemain drumband amatiran yang semuanya pengen main asal kenceng dan kalau disuruh main sambil baris atau kirab, sudah nggak karuan lagi lagunya, karena yang didepan sudah main lagu sampai refrein, yang belakang baru mulai tiup dari awal, semuanya dikendalikan oleh euphoria senang punya mainan baru, yang paling kasihan mungkin barisan peniup flute dan pianica yang suaranya sayup-sayup hilang meskipun sudah ditiup sampai muncrat kemana-mana.
Sebetulnya masih banyak cerita yang lucu dan mengharukan, seperti cerita mengenai supporter Drumband kita, yaitu teman-teman yang tidak ikutan main drumband, atau orang tua yang menjadi pengiring setia yang mengawal naik motor, jalan kaki dan menjaga tangan-tangan jahil atau suitan orang iseng atas anggota drum band kita yang roknya suka melambai-melambai. Semua teman-teman selalu setia kasih minum, saputangan, tissue, bahkan gorengan sekalipun, kalau kita lagi kirab atau apel upacara di kejaksan. Waktu itu belum ada saingan, jadi tampil jelekpun dianggap bagus. Demikianlah gambaran sejarah terbentuknya drumband LD 30 tahun yang lalu, yang didirikan dengan semangat gotong royong, kekeluargaan dan mendapatkan support yang begitu besar dari seluruh murid, guru, orang tua murid dan masyarakat kota Cirebon. Kita semua bangga bahwa kita pernah menjadi bagian dari organisasi drumband Santa Maria dan bantuan sekecil apapun dari semua pihak sangatlah berarti untuk keberhasilan pembentukan drumband ini.
Sejak saat itu, setelah saya lulus SMA saya masih suka rajin nonton marching band kita latihan kalau saya pulang cirebon. Sekarang tanpa terasa 30 tahun sudah berlalu, saya masih mencintai Drumband LD yang bentuknya sudah berganti menjadi Marching Band. Saya bersyukur bahwa sampai hari ini MB LD masih berkiprah dan masih mengikuti berbagai kejuaraan. Saya masih setia nonton mereka kalau ikut GPMB disenayan atau event lainnya. Saya pernah mengajak mereka main di event corporate Andersen dilapangan pertamina jakarta, main di acara reuni akbar Santa Maria dan banyak lagi.
Rekan-rekan almamater Santa Maria Cirebon dan alumni band player MB LD, saya mengucapkan selamat merayakan hari ulang tahun yang ke 30. Saya mengharapkan Marching band kita masih tetap berjaya dan lestari untuk waktu yang lama. Saya menghimbau rekan-rekan alumni yang sudah sukses untuk bersedia berbagi dan menyiapkan dana abadi, support dan bantuan lainnya, agar ketersediaan peralatan baru, pelatih , seragam dan biaya-biaya untuk berkompetisi tidak akan menjadi hambatan bagi adik-adik kita untuk terus memperjuangkan semangat marching band Listya Dwijaswara. Saya mau angkat topi untuk semua adik-adik kita yang sampai hari masih menyumbangkan waktu dan tenaganya untuk melatih Marching bandi di santa maria. Saya berkeyakinan bahwa pengorbanan dan jerih payah kalian dalam mendidik anak-anak muda yang berbakat dalam bermain music akan memberikan bekal yang baik, disiplin yang baik dan mental kerja sama yang baik, untuk dapat diaplikasikan dalam kehidupan karier mereka selepas sekolah.
Saya mau mengucapkan selamat secara khusus untuk sdr. Herry Subrata yang sudah mentransform LD menjadi marching band yang berkelas dan penuh dinamika, sudah sangat jauh lebih berkelas dari pertama kali berdiri. Saya pernah mengantar Herry Subrata tahun 1985 waktu dia terpilih dan berlatih mengikuti Drum Corps Indonesia yang dilatih Elfa Seciora dan Tamam Husein. Saya waktu itu bersyukur bahwa Marching Band LD Santa Maria pasti akan jauh lebih bernuansa kalau satu hari Herry Subrata bersedia melatih MB kita. Impian saya dikabulkan dan kita semua yang dulu pernah merasakan main drumband pertama kali akan takjub dan bangga, bahwa koq bisa ya, anak Cirebon main drumband sehebat seperti sekarang. Kita memang jangan pernah berpuas diri, terus berlatih kalau pergi sampai ikut kompetisi di negeri seberang. Good Luck dan selamat bertanding di kompetisi selanjutnya.
Jongki D. Widjaja
Mantan ketua OSIS
SMA Santa Maria 1 Cirebon 1981-1982
pendiri marching band Listya Dwijaswara.
No comments:
Post a Comment